Nusa Penida - Jika pertama kali kita menjejakkan kaki di pulau yang merupakan wilayah dari Kabupaten Klungkung ini, Gambaran yang terlintas dpikiran kita adalah daerah kering.
Ya….Apalagi kita mengunjunginya pada musim panas. Sejauh mata memandang maka yang terlihat hanyalah perbukitan kuning yang menyilaukan mata. Dengan mayoritas penduduk sebagai petani yang mengandalkan hujan, Itulah mungkin alasan generasi muda pulau ini ebih memilih merantau ke Bali daratan untuk bekerja.
Tapi dibalik semua itu Nusa Penida Memiliki Belasan Pura kahyangan yang belakangan banyak dilirik Umat Hindu Bali maupun luar Bali yang hendak metirta yatra. Sebut saja di kawasan Pura Dalem Peed yang berada di pinggir pantai dapat ditemukan 4 pura yang senantiasa ramai di kunjungi umat. diantaranya, Pura Penataran Dalem Peed, Pura Ratu Gede Mecaling, Pura Segara dan Pura Taman.
Masih berada di kawasan pesisir pantai berdiri juga Pura Batu Medawu. Selanjutnya bergerak naik ke pegunungan yakni di kawasan Pura Goa Giri Putri juga ditemukan sejumlah pelinggih yaitu, Linggih Ida Hyang Tri Purusa, Linggih Ida Hyang Wasuki, Linggih Dewi Gangga, Linggih Ida Hyang Giri Pati, Linggih Ida Hyang Giri Putri, dan terahir di ujung goa ada Linggih Ida Hyang Siwa Amertha / Sri Sedana / Ratu Manik Mas Melanting / Ratu Sahbandar / Dewi Kwan Im.
Pura yang juga banyak di jadikan tujuan tirta yatra yang berada di puncak pegunungan yaitu Pura Dalem Kerangkeng dan Pura Puncak Mundi.
Piodalan di Pura Dalem Peed ini jatuh setiap Buda Wage Klawu. Dan di pastikan ribuan umat Hindu tumpah ruah melakukan persembahyangan di sana.
Mengingat untuk mencapai pura tersebut harus menyebrang laut, maka umat biasanya selain sembahyang di Pura Dalem Peed juga sekalian bersembahyang ke pura-pura seperti tersebut diatas.
Jika menilik lokasi antar pura cukup berjauhan dan agar bisa di tempuh dalam sehari maka pengaturan waktu perlu di lakukan sebaik mungkin bila ingin bisa bersembahyang di sejumlah pura.
Persembahyangan pertama disarankan ke Pura Goa Giri Putri karena disana ada ritual penglukatan. Di pura dengan ketinggian sekitar 50 m dari permukaan air laut ini di awali dengan persembahyangan di Linggih Ida Hyang Tri Purusa. Di sana juga sudah di tempel Denah Pura Goa Giri Putri karena untuk mencapai Linggih Ida Hyang Giri Putri mesti memasuki goa sepanjang 300m.
Setelah persembahyangan di Linggih Tri Purusa yang di puja adalah sang Hyang widi Wasa dalam wujudnya sebagai sebagai Hyang Tri Purusa, pemedek di arahkan memasuki sebuah goa dengan diameter sekitar 70 cm. Begitu masuk mulut goa sepanjang 3 -4 m pemedek mesti berjalan jongkok, tapi selanjutnya kita akan menyaksikan sebuah pemandangan fantastis karena menemukan sebuah lorong yang sedemikian luas dan konon katanya bisa menampung 4000 an orang.
Pelinggih yang di temukan pertama di dalam goa adalah Linggih Ida Hyang Wasuki. Hyang naga Basuki adalah salah satu manifestasi Ida Sng Hyang Widi Wasa dengan sifat penolong, penyelamat dan pemberkah kemakmuran. Kemudian tidak kurang dari 3m ada Linggih Ida Hyang Dewi Gangga. Di sanalah dilakukan ritual pelukatan. Disini pemedek memohon kepada Hyang Giri Putri, Hyang Giri Pati dan Dewi Gangga agar terlepas dari hal-hal negatif.
Setelah melukat, pemedek dirahkan naik sebuah tangga yang berada persis di sebelah Linggih Dewi Gangga. Dengan menaiki 18 anak tangga maka umat akan melakukan persembahyangan di Linggih Hyang Giri Putri. Untuk yang menderita suatu penyakit. Di disini dapat juga dilakukan persembahyangan untuk mohon kesembuhan dari penyakit yang di derita.
Setelah itu persembahyangan diakhiri di Linggih Ida Hyang Siwa Amertha / Sri Sedana / Ratu Manik Mas Melanting / Ratu Sahbandar / Dewi Kwan Im. Lokasi pelinggih tepat berada di pintu keluar Goa Giri Putri. Semua itu merupakan Dewa Pemurah, penyayang dan dewa dewi kemakmuran.
Setelah serangkaian persembahyangan di Pura Goa Giri Putri ini, Tirta Yatra bisa di lanjutkan ke Pura Puncak Mundi dan Pura Dalem Kerangkeng. Untuk mencapai lokasi sejauh 25 KM tersebut mesti melewati jalan berkelok-kelok serta sempit. Meskipun begitu, sepanjang perjalanan kita akan di suguhi pemandangan pegunungan yang demikian mempesona.
Rangkaian persembahyangan di Nusa Penida, di akhiri di kawasan Pura Dalem Ped ( di kawasan tersebut ada 4 pura yaitu, Pura Segara, Pura Taman, Pura Ratu Gede dan Pura Penataran Ped ).Karena waktu sudah bergerak malam biasanya di wantilan Pura Dalem PEed inilah umat mekemit atau beristirahat menunggu esok pagi.
Mengingat rangkaian persembahyangan yang begitu panjang dan adanya ritual melukat dan masuk dalam goa maka disarankan untuk membawa pakaian pengganti dan sandal/ sepatu jika hendak tirta yatra ke Nusa Penida. (sumber)
Ya….Apalagi kita mengunjunginya pada musim panas. Sejauh mata memandang maka yang terlihat hanyalah perbukitan kuning yang menyilaukan mata. Dengan mayoritas penduduk sebagai petani yang mengandalkan hujan, Itulah mungkin alasan generasi muda pulau ini ebih memilih merantau ke Bali daratan untuk bekerja.
Tapi dibalik semua itu Nusa Penida Memiliki Belasan Pura kahyangan yang belakangan banyak dilirik Umat Hindu Bali maupun luar Bali yang hendak metirta yatra. Sebut saja di kawasan Pura Dalem Peed yang berada di pinggir pantai dapat ditemukan 4 pura yang senantiasa ramai di kunjungi umat. diantaranya, Pura Penataran Dalem Peed, Pura Ratu Gede Mecaling, Pura Segara dan Pura Taman.
Masih berada di kawasan pesisir pantai berdiri juga Pura Batu Medawu. Selanjutnya bergerak naik ke pegunungan yakni di kawasan Pura Goa Giri Putri juga ditemukan sejumlah pelinggih yaitu, Linggih Ida Hyang Tri Purusa, Linggih Ida Hyang Wasuki, Linggih Dewi Gangga, Linggih Ida Hyang Giri Pati, Linggih Ida Hyang Giri Putri, dan terahir di ujung goa ada Linggih Ida Hyang Siwa Amertha / Sri Sedana / Ratu Manik Mas Melanting / Ratu Sahbandar / Dewi Kwan Im.
Pura yang juga banyak di jadikan tujuan tirta yatra yang berada di puncak pegunungan yaitu Pura Dalem Kerangkeng dan Pura Puncak Mundi.
Piodalan di Pura Dalem Peed ini jatuh setiap Buda Wage Klawu. Dan di pastikan ribuan umat Hindu tumpah ruah melakukan persembahyangan di sana.
Mengingat untuk mencapai pura tersebut harus menyebrang laut, maka umat biasanya selain sembahyang di Pura Dalem Peed juga sekalian bersembahyang ke pura-pura seperti tersebut diatas.
Jika menilik lokasi antar pura cukup berjauhan dan agar bisa di tempuh dalam sehari maka pengaturan waktu perlu di lakukan sebaik mungkin bila ingin bisa bersembahyang di sejumlah pura.
Persembahyangan pertama disarankan ke Pura Goa Giri Putri karena disana ada ritual penglukatan. Di pura dengan ketinggian sekitar 50 m dari permukaan air laut ini di awali dengan persembahyangan di Linggih Ida Hyang Tri Purusa. Di sana juga sudah di tempel Denah Pura Goa Giri Putri karena untuk mencapai Linggih Ida Hyang Giri Putri mesti memasuki goa sepanjang 300m.
Setelah persembahyangan di Linggih Tri Purusa yang di puja adalah sang Hyang widi Wasa dalam wujudnya sebagai sebagai Hyang Tri Purusa, pemedek di arahkan memasuki sebuah goa dengan diameter sekitar 70 cm. Begitu masuk mulut goa sepanjang 3 -4 m pemedek mesti berjalan jongkok, tapi selanjutnya kita akan menyaksikan sebuah pemandangan fantastis karena menemukan sebuah lorong yang sedemikian luas dan konon katanya bisa menampung 4000 an orang.
Pelinggih yang di temukan pertama di dalam goa adalah Linggih Ida Hyang Wasuki. Hyang naga Basuki adalah salah satu manifestasi Ida Sng Hyang Widi Wasa dengan sifat penolong, penyelamat dan pemberkah kemakmuran. Kemudian tidak kurang dari 3m ada Linggih Ida Hyang Dewi Gangga. Di sanalah dilakukan ritual pelukatan. Disini pemedek memohon kepada Hyang Giri Putri, Hyang Giri Pati dan Dewi Gangga agar terlepas dari hal-hal negatif.
Setelah melukat, pemedek dirahkan naik sebuah tangga yang berada persis di sebelah Linggih Dewi Gangga. Dengan menaiki 18 anak tangga maka umat akan melakukan persembahyangan di Linggih Hyang Giri Putri. Untuk yang menderita suatu penyakit. Di disini dapat juga dilakukan persembahyangan untuk mohon kesembuhan dari penyakit yang di derita.
Setelah itu persembahyangan diakhiri di Linggih Ida Hyang Siwa Amertha / Sri Sedana / Ratu Manik Mas Melanting / Ratu Sahbandar / Dewi Kwan Im. Lokasi pelinggih tepat berada di pintu keluar Goa Giri Putri. Semua itu merupakan Dewa Pemurah, penyayang dan dewa dewi kemakmuran.
Setelah serangkaian persembahyangan di Pura Goa Giri Putri ini, Tirta Yatra bisa di lanjutkan ke Pura Puncak Mundi dan Pura Dalem Kerangkeng. Untuk mencapai lokasi sejauh 25 KM tersebut mesti melewati jalan berkelok-kelok serta sempit. Meskipun begitu, sepanjang perjalanan kita akan di suguhi pemandangan pegunungan yang demikian mempesona.
Rangkaian persembahyangan di Nusa Penida, di akhiri di kawasan Pura Dalem Ped ( di kawasan tersebut ada 4 pura yaitu, Pura Segara, Pura Taman, Pura Ratu Gede dan Pura Penataran Ped ).Karena waktu sudah bergerak malam biasanya di wantilan Pura Dalem PEed inilah umat mekemit atau beristirahat menunggu esok pagi.
Mengingat rangkaian persembahyangan yang begitu panjang dan adanya ritual melukat dan masuk dalam goa maka disarankan untuk membawa pakaian pengganti dan sandal/ sepatu jika hendak tirta yatra ke Nusa Penida. (sumber)
0 komentar:
Posting Komentar